Minggu, 29 Desember 2013
Jumat, 27 Desember 2013
PERSAB COMEBACK
Menjadi tuan rumah bukan berarti Persab akan menang dengan mudah. Hal ini dibuktikan dengan bobolnya gawang Persab saat pertandingan baru berjalan 6 menit. Saat tendangan mendatar Jujun Junaedi yang menyelusuri lapangan tidak mampu di tangkap kiper Persab. Gol perdana tersebut disambut meriah oleh para pemain Bandung Barat FC.
Laga yang berlangsung tadi sore 27 Desember 2013 di stadion Karang Birahi Brebes, sebagai kandang Persab Brebes berlangsung seru. Jual beli serangan berlangsung imbang antara kedua tim. Ketinggalan 1 gol tidak membuat semangat pemain Laskar Jaka Poleng meredup. Apalagi ditambah dukungan suporter yang memadati Stadion Karang Birahi tersebut. Gempuran demi gempuran dilakukan oleh para pemain Persab. Sampai akhirnya di menit ke 43 Dwi Chandra Rukmana berhasil menggetarkan jala Bandung Barat FC. skor 1 - 1 bertahan sampai turun minum.
Babak kedua pertandingan dalam rangka memperebutkan tiket playoff ke Divisi III Nasional dimulai. Persab menggempur pertahanan Bandung Barat FC, dan gempuran itu membuahkan hasil di menit ke 75 saat umpan Dwi Chandra Rukmana berhasil diselesaikan dengan tendangan keras oleh Diaz Ustoko menggetarkan sisi kiri gawang Rizky Fauzi.
Unggul 2 - 1 tidak membuat para pemain Persab berpuas diri. Serangan demi serangan tetap dilancarkan menggempur pertahanan lawan. Sampai akhirnya Diaz Ustoko dijatuhkan oleh penjaga gawang Bandung Barat FC di kotak terlarang. Kartu kuning kedua diberikan wasit kepada Rizki Fauzi menyebabkan kiper Bandung Barat FC harus keluar lapangan setelah saat babak pertama juga menerima kartu kuning.
Namun sayang kesempatan untuk menambah jumlah gol dari titik putih gagal. Diaz Ustoko sebagai eksekutor gagal menyarangkan bola dati titik pinalti. Bermain dengan sepuluh pemain membuat Bandung Barat FC semakin kewalahan menghadapi serangan demi serangan para pemain Persab.
Sampai akhirnya Cipto Feri menjebol gawang Bandung Barat di saat injury time. Keunggulan 3 - 1 bertahan sampai peluit akhir ditiupkan oleh wasit.
Senin, 23 Desember 2013
Tuan Rumah Babak Play Off
Seperti kita ketahui bersama, dalam putaran dua kompetisi Divisi III Nasional U-21 Liga
Indonesia XVIII Zona Jawa Dua. Persab dengan terpaksa harus menjalani laga play off karena pada babak sebelumnya hanya mampu menjadi runner up di bawah Persitangsel Tangerang Selatan.
Di babak play off ini Persab akan menghadapi Bandung Barat FC Jawa Barat dan Asysyabab Bangil Pasuruan Jawa Timur. Jika ingin lolos persab harus menjadi juara di babak play off ini.
Keputusan menjadi tuan rumah dalam babak play off ini mendapat dukungan penuh dari Pemda Kab. Brebes, KONI Brebes, PSSI Brebes, dan yang paling bersemangat adalah suporter Persab yaitu Sabermania dengan bekerja bhakti mempersiapkan stadion Karang Birahi agar layak pakai.
Dan hari ini, sudah keluar surat resmi penunjukan dari BLAI, bahwa Persab Brebes sebagai tuan rumah babak play off putaran dua Divisi III Nasional U-21. Keuntungan sebagai tuan rumah harus dimanfaatkan betul oleh Persab dengan hadirnya suporter. Untuk itu diharapkan suporter Persab baik yang sudah bergabung dengan Sabermania maupun yang belum bergabung untuk memberikan dukungannya dalam laga-laga yang akan dijalani oleh Persab.
Semoga dengan dukungan dari kita semua PERSAB sukses menjadi tuan rumah babak play off dan bisa memaksimalkan prestasi sehingga lolos ke putaran tiga Divisi III, dan bisa menembus Divisi II Liga Indonesia musim berikutnya.
Label:
Asysyabab,
Bandung,
Bangil,
Barat,
Birahi,
brebes,
divisi III,
Jawa,
Karang,
Nasional,
Pasuruan,
persab,
play off,
putaran dua,
Sabermania,
Timur
Sabtu, 14 Desember 2013
Kalahkan Tuan Rumah Persab jadi Runner Up
Sleman United selaku tuan rumah gelaran laga Divisi III zona Jawa 2 langsung melakukan gebrakan begitu peluit tanda dimulainya pertandingan. Baru berjalan 3 menit, serangan yang dibangun oleh Sleman berhasil diselesaikan dengan baik oleh Chandra Lukmana. Pendukung tuan rumah langsung bergemuruh menyambut gol tersebut.
Namun meski sebagai tim tamu, Persab tidak gentar dan melancarkan serangan untuk menyamakan kedudukan. Walhasil selang 2 menit setelah kebobolan, Dias Setyo berhasil menjaringkan bola ke jala tim tuan rumah.
Laga yang berlangsung tadi sore 14 desember 2013 di Stadion Maguwoharjo Sleman sangat menarik dan terjadi jual beli serangan. Kedua tim terlihat sangat haus akan kemenangan. Namun apa dikata, sampai peluit akhir babak pertama ditiup oleh sang pengadil, tidak ada gol tambahan yang tercipta dari kedua tim, Skor tetap 1 - 1.
Di babak kedua, saling serang tetap terjadi, namun penyelesaian akhir dari kedua tim masih belum membuahkan hasil. Hingga Chandra Lukmana kembali memecah kebuntuan itu di menit ke 54. Skor 2 - 1 untuk tim tuan rumah.
Laskar Jaka Poleng julukan tim kesayangan orang Brebes, tidak mau kalah. Setelah berkali-kali melancarkan serangan demi serangan. Bambang Tri Atmojo berhasil menyamakan kedudukan menjadi 2 - 2 di menit ke 77.
Kembali jual beli serangan terjadi di lapangan hijau. Namun kembali kegemilangan penjaga gawang kedua tim berhasil mementahkan semua serangan tersebut. Menit demi menit berlalu tanpa terasa, sampai akhirnya di penghujung babak kedua Aldo Claudio berhasil menyarangkan gol ke jala Sleman United, untuk pertama kalinya Persab memimpin dengan skor 2 - 3.
Bola kembali berada di titik putih di tengah lapangan, pertandingan kembali dilanjutkan. Namun skor tidak berubah sampai peluit tanda akhir pertandingan ditiup oleh wasit. Persab menang untuk pertama kalinya di Divisi III putaran kedua ini.
Sementara di pertandingan lainnya Persitangsel membombardir gawang Bantara FC dengan 5 golnya dan hanya berhasil dibalas dengan 1 gol oelh tim asal Serang tersebut.
Verifikasi, Dagelan Baru PSSI
Dagelan kembali diciptakan PSSI. Kali ini bertajuk verifikasi terhadap 25 klub calon peserta unifikasi liga (Indonesia Super League (ISL) musim 2014). Lawakan mencapai klimaksnya Selasa (10/12) malam lalu, saat Sekjen PSSI, Joko Driyono, mengumumkan sebanyak 22 klub saja yang berhak mengikuti ISL tahun depan.
Meskipun proses verifikasi dikatakan baru bersifat sementara, tiga klub yang musim lalu tampil di Indonesian Premier League (IPL), yakni Pro Duta, Persepar Palangkaraya, dan Perseman Manokwari sudah divonis tak akan bisa tampil di unifikasi liga tahun depan. Alasannya, ketiga klub tersebut tidak memenuhi satu dari dua aspek yang dijadikan parameter: infrastruktur yang memadai.
Padahal Pro Duta berstatus sebagai juara playoff IPL. Sedangkan Persepar adalah runner-up playoff IPL. Namun yang diloloskan PSSI malah Persijap Jepara dan Persiba Bantul, dua tim tuan rumah yang mentok di penyisihan grup. Sedangkan dua tim lainnya adalah klub peraih wild card Semen Padang, serta PSM Makassar, tim yang menurut aturan seharusnya degradasi ke Divisi Utama.
Jika diibaratkan turnamen Piala Dunia 2010, maka tindakan PSSI kali ini seperti memberikan trofi juara kepada tuan rumah Afrika Selatan, bukan Spanyol yang notabene mengalahkan Belanda di final. Atau seperti tiba-tiba meloloskan Indonesia ke putaran final Piala Dunia 2014 menyingkirkan Uruguay yang baru saja mengalahkan Yordania di playoff interkontinental.
Jika pada akhirnya hasil akhir ditentukan di atas meja, lalu buat apa capek-capek bertanding di atas lapangan? Jika akhirnya peraturan ada untuk dilanggar lalu mengapa pusing-pusing membuat aturan?
PSSI memang secara gamblang menyalahi aturannya sendiri untuk 'menjatuhkan' tiga klub tersebut. Dari lima aspek yang sebelumnya dipakai dalam proses verifikasi, yakni finansial, infrastruktur, legal, administrasi, dan sporting (pembinaan usia muda), tiba-tiba saja PSSI mengerucutkannya menjadi dua aspek saja, yakni finansial dan infrastruktur, dengan alasan ke-25 klub yang diverifikasi terancam tidak lolos semua
Kemudian, PSSI juga sangat mengesankan memiliki standar ganda dalam melakukan verifikasi. Seperti diketahui, Pro Duta telah mengajukan Stadion Singaperbangsa, Karawang sebagai salah satu alternatif kandang (homebase) mereka. Yang mengherankan, stadion tersebut dianggap tidak cukup layak digunakan sehingga menggugurkan klub itu dalam proses verifikasi. Padahal Persita Tangerang, yang sementara ini lolos verifikasi, mengajukan stadion yang sama.
Tampaknya, sejak awal PSSI memang sengaja tidak ingin meloloskan Pro Duta. 'Dosa' klub ini barangkali hanya karena dimiliki salah seorang anggota komite eksekutif PSSI periode yang lalu, Sihar Sitorus. Sudah bukan rahasia jika Sihar berseberangan dengan para pengurus PSSI saat ini. Buktinya, Pro Duta yang hanya memiliki satu kelemahan, yakni aspek infrastruktur, langsung dicoret.
Sementara itu klub-klub ISL yang sebenarnya memiliki kelemahan di aspek-aspek lain, paling kentara aspek finansial, masih diberi kesempatan. Persija Jakarta, Sriwijaya FC, Arema Cronous, Pelita Bandung Raya (PBR), Persela Lamongan, dan Persepam Madura United adalah beberapa nama yang secara terang-terangan mengakui masih menunggak gaji para pemain mereka. Namun apa yang terjadi? PSSI masih memberi mereka kesempatan klub-klub tersebut membereskan persoalan finansial mereka.
Apa yang dilakukan PSSI saat ini sebenarnya telah jauh 'mengangkangi' hasil Kongres Luar Biasa (KLB) pada Maret lalu. Saat itu PSSI memutuskan unifikasi liga akan diikuti oleh 18 klub ISL dan empat klub terbaik IPL. Jika dibilang 'terbaik', maka seharusnya empat klub IPL yang bisa mengikuti unifikasi liga adalah penghuni empat besar klasemen akhir IPL 2013, yakni Semen Padang, Pro Duta, Perseman Manokwari, dan Persiba Bantul.
Namun karena tidak mau mengakui IPL, PSSI kemudian membuat penentuan empat besar dilalui lewat babak playoff yang akhirnya dijuarai Pro Duta. Herannya, PSSI kemudian juga tidak mau mengakui hasil akhir turnamen yang mereka gelar sendiri tersebut. Bahkan, PSSI melalui Komisi Disiplin semacam memberikan dalih bahwa ada pengaturan skor di sejumlah laga playoff itu.
'Penzaliman' terhadap Pro Duta Cs ini sekali lagi menunjukkan bahwa profesionalisme PSSI masih jauh panggang dari api. Terbukti bahwa PSSI kepengurusan sekarang masih mewarisi perangai PSSI zaman Nurdin Halid, yang mementingkan golongannya sendiri dan mengedepankan asas like and dislike tanpa peduli pada aturan, bahkan yang mereka buat sendiri sekalipun.
Padahal, alangkah indahnya seandainya PSSI mau merangkul semua golongan dan mengajaknya maju bersama-sama membangun sepak bola Indonesia. Bukan malah membuat dagelan seperti yang mereka pertontonkan saat ini.
Meskipun proses verifikasi dikatakan baru bersifat sementara, tiga klub yang musim lalu tampil di Indonesian Premier League (IPL), yakni Pro Duta, Persepar Palangkaraya, dan Perseman Manokwari sudah divonis tak akan bisa tampil di unifikasi liga tahun depan. Alasannya, ketiga klub tersebut tidak memenuhi satu dari dua aspek yang dijadikan parameter: infrastruktur yang memadai.
Padahal Pro Duta berstatus sebagai juara playoff IPL. Sedangkan Persepar adalah runner-up playoff IPL. Namun yang diloloskan PSSI malah Persijap Jepara dan Persiba Bantul, dua tim tuan rumah yang mentok di penyisihan grup. Sedangkan dua tim lainnya adalah klub peraih wild card Semen Padang, serta PSM Makassar, tim yang menurut aturan seharusnya degradasi ke Divisi Utama.
Jika diibaratkan turnamen Piala Dunia 2010, maka tindakan PSSI kali ini seperti memberikan trofi juara kepada tuan rumah Afrika Selatan, bukan Spanyol yang notabene mengalahkan Belanda di final. Atau seperti tiba-tiba meloloskan Indonesia ke putaran final Piala Dunia 2014 menyingkirkan Uruguay yang baru saja mengalahkan Yordania di playoff interkontinental.
Jika pada akhirnya hasil akhir ditentukan di atas meja, lalu buat apa capek-capek bertanding di atas lapangan? Jika akhirnya peraturan ada untuk dilanggar lalu mengapa pusing-pusing membuat aturan?
PSSI memang secara gamblang menyalahi aturannya sendiri untuk 'menjatuhkan' tiga klub tersebut. Dari lima aspek yang sebelumnya dipakai dalam proses verifikasi, yakni finansial, infrastruktur, legal, administrasi, dan sporting (pembinaan usia muda), tiba-tiba saja PSSI mengerucutkannya menjadi dua aspek saja, yakni finansial dan infrastruktur, dengan alasan ke-25 klub yang diverifikasi terancam tidak lolos semua
Kemudian, PSSI juga sangat mengesankan memiliki standar ganda dalam melakukan verifikasi. Seperti diketahui, Pro Duta telah mengajukan Stadion Singaperbangsa, Karawang sebagai salah satu alternatif kandang (homebase) mereka. Yang mengherankan, stadion tersebut dianggap tidak cukup layak digunakan sehingga menggugurkan klub itu dalam proses verifikasi. Padahal Persita Tangerang, yang sementara ini lolos verifikasi, mengajukan stadion yang sama.
Tampaknya, sejak awal PSSI memang sengaja tidak ingin meloloskan Pro Duta. 'Dosa' klub ini barangkali hanya karena dimiliki salah seorang anggota komite eksekutif PSSI periode yang lalu, Sihar Sitorus. Sudah bukan rahasia jika Sihar berseberangan dengan para pengurus PSSI saat ini. Buktinya, Pro Duta yang hanya memiliki satu kelemahan, yakni aspek infrastruktur, langsung dicoret.
Sementara itu klub-klub ISL yang sebenarnya memiliki kelemahan di aspek-aspek lain, paling kentara aspek finansial, masih diberi kesempatan. Persija Jakarta, Sriwijaya FC, Arema Cronous, Pelita Bandung Raya (PBR), Persela Lamongan, dan Persepam Madura United adalah beberapa nama yang secara terang-terangan mengakui masih menunggak gaji para pemain mereka. Namun apa yang terjadi? PSSI masih memberi mereka kesempatan klub-klub tersebut membereskan persoalan finansial mereka.
Apa yang dilakukan PSSI saat ini sebenarnya telah jauh 'mengangkangi' hasil Kongres Luar Biasa (KLB) pada Maret lalu. Saat itu PSSI memutuskan unifikasi liga akan diikuti oleh 18 klub ISL dan empat klub terbaik IPL. Jika dibilang 'terbaik', maka seharusnya empat klub IPL yang bisa mengikuti unifikasi liga adalah penghuni empat besar klasemen akhir IPL 2013, yakni Semen Padang, Pro Duta, Perseman Manokwari, dan Persiba Bantul.
Namun karena tidak mau mengakui IPL, PSSI kemudian membuat penentuan empat besar dilalui lewat babak playoff yang akhirnya dijuarai Pro Duta. Herannya, PSSI kemudian juga tidak mau mengakui hasil akhir turnamen yang mereka gelar sendiri tersebut. Bahkan, PSSI melalui Komisi Disiplin semacam memberikan dalih bahwa ada pengaturan skor di sejumlah laga playoff itu.
'Penzaliman' terhadap Pro Duta Cs ini sekali lagi menunjukkan bahwa profesionalisme PSSI masih jauh panggang dari api. Terbukti bahwa PSSI kepengurusan sekarang masih mewarisi perangai PSSI zaman Nurdin Halid, yang mementingkan golongannya sendiri dan mengedepankan asas like and dislike tanpa peduli pada aturan, bahkan yang mereka buat sendiri sekalipun.
Padahal, alangkah indahnya seandainya PSSI mau merangkul semua golongan dan mengajaknya maju bersama-sama membangun sepak bola Indonesia. Bukan malah membuat dagelan seperti yang mereka pertontonkan saat ini.
Kamis, 12 Desember 2013
Meski Tipis Peluang Lolos Itu Masih Ada
Persab Brebes, sang jawara Divisi III zona Jawa Tengah, kembali menelan
kekalahan. Ini merupakan kekalahan kedua atas setelah sebelumnya kalah dari Persitangsel Tangerang Selatan. Kali ini giliran Bantara Serang, Banten yang mengalahkan Persab dalam laga putaran dua
kompetisi Divisi Tiga Nasional U-21 Liga Indonesia Zona Jawa dua, di
Stadion Tridadi Sleman, Yogyakarta, Kamis 12 Desember 2013 siang.
Menjelang berakhirnya babak pertama Persab memiliki kesempatan untuk membobol gawang Bantara SC karena memperoleh hadiah pinalti, setelah pemain Persab dilanggar di kotak pinalti. Namun peluang tersebut gagal dimanfaatkan dengan baik oleh Riyan Ardiansyah. Bola yang di tendang ke arah kiri gawang dibaca dengan baik oleh kiper Bantara.
Memasuki babak kedua serangan yang dilakukan Persab tidak kunjung membuahkan hasil. Malah pada menit ke 62 sebuah tendangan bebas dimanfaatkan dengan baik oleh pemain Bantara, Adis Trianto. Bobolah gawang anak-anak asuh Edi Prayitno.
Dengan dua kali menelan kekalahan ini maka peluang Persab untuk menjuarai zona Jawa 2 ini sudah habis, namun peluang untuk menjadi runner-up masih terbuka. dengan syarat bisa menang dengan selisih 2 gol saat melawan Sleman United, dan laga Persitangsel vs Bantara dimenangkan oleh Persitangsel. Tipis memang, namun harapan itu tetap ada.
Hal ini karena Sleman United berhasil mengalahkan Bantara 2-0 dan kalah dari Persitangsel 0-4.
Selasa, 10 Desember 2013
Hilang konsentrasi Kebobolan di Menit Akhir
Pertandingan pembuka Divisi III zona Jawa 2 di stadion Sridadi Sleman antara Persab Brebes melawan Persitangsel Tangerang Selatan, berlangsung seru.
Kedua tim silih berganti menyerang, namun kokohnya pertahanan kedua tim membuat pertandingan ini sepi gol. Babak pertama berakhir dengan skor kaca mata 0-0. Kedua tim sangat imbang dalam melakukan serangan maupun bertahan. Namun kemampuan penjaga gawang dari kedua tim juga sangat bagus dalam mengantisipasi serangan dan membaca arah serangan lawan.
Di Babak kedua, kedua tim kembali saling serang, namun keberuntungan menjadi milik Arif Samudra yang mencetak gol semata wayang di pertandingan tersebut. Gol tersebut di cetak di menit 88. Gol tersebut dicetak dari dalam kotak pinalti. Arif bisa mencetak gol karena tidak adanya pengawalan.
Menurut coach Edi Prayitno hilangnya konsentrasi di menit-menit akhirlah yang membuat timnya kebobolan. Selain itu kurang maksimalnya penyerangan yang seringkali gagal menggetarkan jala lawan di samping kiper lawan yang reflek dan positioningnya sangat bagus. Namun Coach Edi tetap yakin timnya mampu lolos ke babak selanjutnya. Karena masih ada dua pertandingan lagi.
Senin, 09 Desember 2013
RONALDO DAN CHANDRA IKUT SELEKSI TIMNAS U-17
Dua orang punggawa Persab Brebes yang berjasa mengantarkan Persab menjadi juara di Divisi III PSSI zona Jawa Tengah dan lolos ke Divisi III zona Jawa 2, Ronaldo Dasilva Lolombulan dipanggil untuk mengikuti seleksi Timnas PSSI U-17 yang akan berlaga di sebuah turnamen tingkat Asia.
Meski demikian Persab tidak gentar dan tetap yakin dapat mengatasi lawan-lawan yang akan dihadapi di zona Jawa 2 di Sleman yang akan dimulai besok sore 10 Desember 2013.
Laskar Jaka Poleng tim kebanggaan warga Brebes ini tetap menargetkan juara di ajang ini. Karena Persab masih diperkuat oleh M Tegar Pribadi, Riyan Ardiansyah, Dias Setyo Ustoko, Wahid Abdurahman, dan Febrianto, yang juga merupakan anggota skuad Timnas pelajar U-18 yang kemarin baru menjadi runner up di Thailand.
Selain Ronaldo alias Naldo, Dwi Candra Rukmana yang juga merupakan anggota skuad Timnas Pelajar U-18 yang baru saja menjadi juara kedua di Thailand juga batal membela Persab karena alasan yang sama, dipanggil untuk seleksi Timnas U-17.
Sebelumnya Septian David Maulana yang juga salah satu anggota Timnas U-18 juga batal memperkuat Persab karena dipanggil untuk memperkuat skuad Timnas U-19 oleh pelatih Indra Syafrie.
Minggu, 01 Desember 2013
10 Desember 2013 Putaran Kedua Divisi III Bergulir
Stadion Tridadi Sleman akan menjadi saksi bisu dimulainya pertandingan Divisi III Putaran Kedua. Hal ini mengacu pada Surat Keputusan bernomor 146/KPTS-3/XI/2013, per tanggal 29 November 2013, jadwal pertandingan sepak bola untuk wilayah Jawa-2, akan mulai bergulir pada 10 Desember 2013. yang dikeluarkan oleh BLAI selaku operator Liga Divisi III.
Setelah menunggu kepastian bergulirnya Putaran Kedua akhirnya dengan Surat Keputusan tersebut, Persab akan merumput lagi. Rencananya untuk putaran kedua ini akan menggunakan sistem setengah kompetisi home turnamen, dengan Sleman United sebagai tuan rumah. Dengan peserta Persab Brebes, Persitangsel Tangerang Selatan dan Bantara SC Serang. Direncanakan akan menggunakan Stadion Tridadi sebagai pilihan utama dan TGP Godean Sleman sebagai stadion alternatif.
Dalam putaran kedua ini wilayah jawa dibagi menjadi tiga grup, dan Persab Brebes berada di grup Jawa 2. Setiap Juara Grup otomatis akan melaju ke babak berikutnya. Dan untuk melengkapi menjadi empat tim akan diperebutkan oleh runner up setiap grup melalui babak play off.
Dengan penambahan skuad sebanyak 6 pemain yang merupakan anggota Timnas U-18 Persab yakin akan mampu menjadi juara grup dan lolos ke putaran ketiga. Meskipun lawan yang akan dihadapi cukup tangguh.
Label:
bantara SC,
brebes,
divisi III,
Jawa,
kedua,
persab,
persitangsel,
putaran,
selatan,
serang,
Sleman,
tangerang,
United
Langganan:
Postingan (Atom)