Minggu, 12 Januari 2014

Hanya Bermain Imbang Persab Duduki Runner Up

Berlaga di partai terakhir Divisi III Putaran III yang berlokasi di Stadion Gelora Bangkalan (12/01/2014), Persab Brebes bertekad meraih poin penuh saat melawan Persitangsel Tangerang Selatan. Karena hanya dengan kemenanganlah maka Persab tetap berpeluang maju ke putaran berikutnya.

Kedua tim yang pernah bertemu di Sleman pada putaran kedua Divisi III, yang akhirnya dimenangkan oleh Persitangsel dengan skor 2 - 1, beberapa waktu lalu. Langsung saling menggebrak di babak pertama. namun sampai peluit tanda turun minum ditiupkan oleh sang pengadil kedua tim masih belum bisa membobol gawang lawannya.

Di babak kedua kedua tim tetap melakukan jual beli serangan, segala arah serangan dan variasi serangan dilakukan oleh kedua tim. Namun meski sudah berjuang sekuat tenaga dan mengerahkan semua kemampuan yang dimiliki, laga hidup mati tersebut gagal dimenangi oleh Laskar Jaka Poleng. Malah keasyikan menyerang membuat pertahanan Persab kebobolan terlebih dahulu oleh aksi Asep Sidik di menit ke 72. Skor 0 -1 untuk keunggulan Persitangsel.

Namun pemain Persab tidak patah semangat dan mencoba meningkatkan serangannya. Kegigihan tersebut akhirnya berbuah manis ketika Ade Vitra Kusuma mampu menggetarkan gawang Persitangsel di menit ke 77. Skor menjadi imbang 1 - 1. Kedudukan imbang tersebut makin membuat para pemain Persab semakin gencar melakukan serangan tak lama berselang tepatnya menit ke 79 Dwi Chandra Rukmana berhasil membobol gawang Persitangsel, skor pun berbalik menjadi 2 - 1 untuk keunggulan Persab.

Kemenangan sepertinya sudah di depan mata, namun sayang sekali di menit-menit injury time pemain Persab melakukan kesalahan di area pinalti. Wasitpun tanpa ragu menunjuk titik putih dan memberikan hadiah tendangan pinalti di menit ke 91 untuk kubu Persitangsel. Asep Sidik tidak menyia-nyiakan kesempatan emas tersebut untuk kembali menggetarkan gawang Persab. Skor pun berubah menjadi 2 - 2.

Dengan hasil imbang ini, Persab hanya bertengger di urutan kedua di bawah tuan rumah Perseba Bangkalan. Perseba Bangkalan yang bermaterikan pemain pra PON Jawa Timur meraih poin sempurna setelah tadi mengalahkan Benfica Karawang dengan skor 6 - 0.

Klasemen akhir Grup B adalah sebagai berikut :
1. Perseba Bangkalan                     3 3 0 0 15 - 1   9
2. Persab Brebes                             3 1 1 1   5 - 6   4
3. Persitangsel Tangerang Selatan  3 1 1 1   4 - 8   4
4. Benfica Karawang                      3 0 0 3   1 - 10 0

Jumat, 10 Januari 2014

Kalahkan Benfica, Persab buka peluang

Melanjutkan Divisi III yang sudah mencapai putaran ketiga yang berlangsung di Bangkalan Madura, sore ini (10/01/2014) Persab Brebes berlaga menghadapi Benfica Karawang di Stadion Gelora Bangkalan. Kedua tim yang sama-sama mengalami kekalahan di partai perdananya bertarung habis-habisan.

Persab Brebes langsung menggebrak pertahanan Benfica, namun ketangguhan penjaga gawang dan rapatnya barisan pertahanan Benfica, membuat beberapa variasi serangan yang dilakukan oleh para pemain Persab selalu mental. Namun serangan balik yang dilancarkan oleh anak didik Asep Suryadi juga kerap kali merepotkan pertahanan Laskar Jaka Poleng. Hingga turun minum skor masih kaca mata 0 - 0.

Di babak ke dua, Laskar Jaka Poleng semakin gencar menyerang pertahanan Benfica, sampai akhirnya di menit ke 85 tendangan bebas Dwi Chandra Rukmana memecahkan keheningan yang timbul di bench pemain Persab. Skor 1 - 0 untuk keunggulan Persab Brebes.

Namun skor 1 - 0 tersebut tidak bertahan lama, karena 4 menit kemudian, Persab mendapatkan tendangan bebas lagi. Dan lagi-lagi sang kapten yang mengeksekusi tendangan bebas tersebut. Assist dari sang kapten di sambut dengan manis oleh Ade Fitra Kusuma menyebabkan gawang Benfica bergetar kembali, skor berubah menjadi 2 - 0. Dan skor tersebut tidak berubah sampai wasit meniup peluit panjang.

Dengan kemenangan ini Persab mengantongi nilai 3 dan sementara berada di posisi 2, sementara pemuncak klasemen masih di pegang Perseba Bangkalan yang mengantongi nilai sempurna setelah di pertandingan kedua mampu mengalahkan Persitangsel  dengan skor 5 - 0. Persab akan maju ke semifinal jika mampu mengalahkan Persitangsel minimal dengan selisih 9 gol, sementara Benfica Karawang mampu mengalahkan tuan rumah.

Untuk sementara klasemen sebagai berikut 

1. Perseba Bangkalan 2 2 0 0 9 - 1 6
2. Persab Brebes 2 1 0 1 3 - 4 3
3. Persitangsel Tangerang Selatan 2 1 0 1 2 - 6 3
4. Benfica Karawang 2 0 0 2 1 - 4 0

Kamis, 09 Januari 2014

Persab ditaklukkan Tuan Rumah 1-4

Bertanding di bawah tekanan suporter tuan rumah alias k-conk mania yang memadati stadion Gelora Bangkalan Madura tadi sore (09/01/2014), Persab Brebes terpaksa menyerah dengan skor 1-4. Tuan rumah Perseba Bangkalan tanpa basa basi langsung menggempur lini pertahanan Persab Brebes. 

Tim yang berjuluk Laskar Ke’ Lesap dan dilatih oleh Coach Hanafing langsung membuka skor dimenit ke 41 setelah M. Fahmi Al Ayyubi menjebol gawang persab melalui titik putih. Akibat pelanggaran yang dilakukan oleh Taufiqur Rahman karena menyentuh bola dengan tangan. Skor 1 - 0 untuk tuan rumah bertahan sampai turun minum.

Setelah jeda pertandingan, Perseba langsung kembali menggempur persab. Serangan demi serangan yang dibangun oleh Laskar Ke` Lesap membuahkan hasil setelah Suudi berhasil menggandakan keunggulan tuan rumah menjadi 2 - 0 di menit ke 57.

Baru berjalan sepuluh menit dari gol kedua, kembali Syahrul Krisna memungut bola dari gawangnya setelah M. Zainuri menjebol gawangnya, Skor menjadi 3 - 0 untuk tuan rumah. Di menit 80 kembali M. Zainuri memaksa Syahrul Krisna mengambil bola yang kembali bersarang di gawangnya. Skor  4 - 0.

Meski sudah ketinggalan 4 - 0 namun para pemain Persab tidak patah semangat. Melihat peluang untuk membuat gol, Laskar Jaka Poleng tidak ingin membuat Saber Mania kecewa. Kesempatan untuk memperkecil ketinggalan membuat mereka berusaha untuk mencetak gol. Dan kesempatan itu muncul di menit ke 88 ketika Persab mendapat tendangan bebas. Riyan Ardiansyah mendapat kesempatan untuk mengambbil tendangan bebas tersebut. Umpan dari Riyan Ardiansyah disambut dengan manis oleh Dwi Chandra Rukmana,, dan goool. skorpun berubah menjadi 4 - 1.

Skor 4 - 1 bertahan sampai peluit akhir dibunyikan. Dengan kekalahan ini maka Persab sementara menjadi juru kunci, di bawah Benfica Karawang meski sama-sama mengantongi nilai 0, namun Benfica lebih bagus selisih golnya yang hanya -1. Diatas Benfica bertengger Persitangsel yang mengantongi nilai 3 sama seperti Perseba hanya kalah selisih gol, karena Persitangsel hanya mampu menundukkan Benfica dengan skor 2 - 1.

Minggu, 05 Januari 2014

Simulasi Anggaran Ideal Klub Sepak Bola Indonesia (4)

Simulasi Budgetin
 
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang telah dijelaskan di atas, beginilah simulasi ideal anggaran klub sepak bola Indonesia menurut saya. Kondisi yang tentu saja baru dapat tercapai jika industri berjalan secara sehat, pengelola liga dan federasi mampu melakukan pekerjaannya dengan baik dan segala peraturan ditegakkan tanpa terkecuali. Dari tabel di bawah, terlihat bahwa dengan perencanaan yang matang dan mengoptimalkan segala potensi, klub dapat meraup keuntungan mencapai 4 miliar rupiah per tahun.
 
 
 
Lalu apakah yang semestinya dilakukan jika klub-klub tidak mampu memenuhi proyeksi finansial yang memadai? Sebaiknya tidak diloloskan saja dalam verifikasi. Kesiapan finansial bukanlah hal yang dapat ditawar-tawar lagi karena menyangkut hak pemain dan kelangsungan klub itu sendiri.

Kelangsungan sepak bola itu sendiri, jika memang hal itu diharapkan terjadi, harus dimulai dengan ketahanan finansial dari klub-klubnya sebagai pelaku.

Untuk apa mengikuti kompetisi jika prinsipnya “asal jalan”? Dan pertanyaan terbesarnya: untuk siapa sih sepak bola Indonesia bergulir? 

 

Simulasi Anggaran Ideal Klub Sepak Bola Indonesia (3)

2. Biaya
 
Sama pentingnya dengan pendapatan, penghitungan biaya yang cermat dapat membantu klub agar terhindar dari krisis keuangan. Biaya yang tidak dianggarkan dengan proporsional akan menjadikan klub beroperasi dengan kerugian, yang artinya hanya menunggu waktu saja bagi timbulnya masalah yang tak kalah klasik: tersendatnya pembayaran gaji pemain.

Klub sepak bola Spanyol, Malaga, telah dilarang mengikuti kompetisi antarklub Eropa selama setahun akibat telatnya pembayaran gaji pemain. Di Indonesia, sayangnya hukum tidaklah bergigi. Yang ada, pemain makin menderita akibat terus ditekan klub yang tidak memenuhi kewajibannya. Pemain tidak memiliki tenaga untuk melawan. Mengadukan ke federasi dan pengelola liga pun hanya ditanggapi dengan janji-janji yang tak kalah bohongnya, juga solusi yang tak kalah kosongnya.

Untuk menghindari hal-hal semacam ini terjadi, klub-klub semestinya menganggarkan dengan benar soal biaya gaji. Dalam industri sepak bola, biaya gaji menjadi komponen terbesar biaya klub. Berikut tabel skenario pembebanan biaya gaji yang menurut saya cukup ideal:
 
 
Dengan skenario ini, besarnya biaya gaji tidak lebih dari 50% besarnya pendapatan. Kondisi ini sangat ideal, mirip dengan yang dianggarkan klub-klub Bundesliga. Penentuan standar gaji pemain juga perlu diperhatikan sesuai dengan pengalaman dan kompetensi si pemain, begitupun gaji dari staf-staf pendukung yang tak kalah penting perannya dengan pemain di lapangan.

Perlu juga diperhatikan masalah biaya operasional lainnya yang tidak kalah mahal. Wilayah Indonesia yang luas berkontribusi pada membengkaknya biaya perjalanan kala melakoni laga away. Selain itu, ada pula biaya sewa stadion kepada pemerintah daerah dan pungutan-pungutan tidak jelas lainnya yang mungkin saja timbul. Tabel di bawah dengan asumsi kenaikan 5% per tahun menjelaskan pemetaan biaya gaji dengan biaya operasional tersebut, sehingga dapat diketahui total biaya keseluruhan.



Simulasi Anggaran Ideal Klub Sepak Bola Indonesia (2)

1. Pendapatan
 
Seperti diketahui, klub sepak bola yang telah menjadi penghuni industri sepak bola yang sehat memiliki tiga komponen pendapatan yaitu gate receipt (tiket), hak siar media, dan pendapatan komersial. Dalam industri sepak bola Indonesia, klub tidak dapat bergantung pada pemasukan dari hak siar media seperti halnya klub-klub EPL yang akan diguyur biaya hak siar 3 miliar euro, karena mekanisme pembayaran hak siar seperti yang terdapat di Eropa (pay per view TV), sepanjang pemahaman saya, tidak terjadi di sini (terrestrial TV).

Selepas era APBD, klub-klub sepak bola Indonesia praktis banyak mengandalkan pendapatan dari sektor tiket, yang itupun masih banyak sekali kebocorannya. Kebocoran yang dimaksud dapat berupa banyaknya penonton yang datang tanpa membayar dan juga banyaknya tiket gratisan yang diminta oleh para pejabat daerah setempat, meskipun jumlahnya tidak terlalu signifikan.

Klub-klub Indonesia juga tidak memiliki stadion sendiri, di mana hal ini cukup berpengaruh pada kurang optimalnya pendapatan dari sektor tiket. Tidak dimilikinya stadion sendiri ini membuat ruang gerak pemanfaatan dan pengembangan kualitas stadion menjadi terbatas. Kurang memadainya infrastruktur (termasuk perangkat pertandingan) seperti sudah menjadi permasalahan mendasar dunia olahraga Indonesia, termasuk sepak bola.

Satu hal positif yang mulai terlihat adalah mulai digalinya pendapatan dari sektor komersial oleh klub-klub Indonesia. Jalinan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan sangat membantu klub dalam membiayai kegiatan operasional mereka. Klub seperti Persib contohnya, dikabarkan mampu mendapatkan dana sponsorship dengan total nilai yang menembus 10 miliar rupiah.

Dalam tabel di bawah, terdapat skenario budgeting lima tahun yang cukup ideal menyangkut pendapatan klub. Untuk mengarungi kompetisi selama setahun penuh, saya menghitung idealnya klub memperoleh pendapatan di atas 20 miliar rupiah per tahun, dengan asumsi terdapat pertumbuhan 5% per tahun untuk beberapa pos pendapatan.
 
 

Simulasi Anggaran Ideal Klub Sepak Bola Indonesia (1)

Kompetisi liga unifikasi profesional Indonesia yang merupakan penggabungan dari Liga Super Indonesia dan Liga Primer Indonesia sebagai perwujudan dari akhir segala dualisme kompetisi akan segera dimulai. Segala bentuk jargon yang menjadi jualan pengelola liga terus diapungkan. Kompetisi ideal, tanpa kepentingan, profesional, diikuti oleh klub-klub yang lolos ‘verifikasi’ yang ketat.

Tulisan ini tidak bermaksud untuk mengkritisi atau mendebatkan hasil verifikasi yang oleh publik lebih banyak disebut sebagai dagelan, begitu pula mendebat format kompetisi seperti apa yang cocok, apakah dibuat dua wilayah atau satu wilayah. Tulisan ini mencoba memberi gambaran seperti apa klub yang siap secara finansial untuk mengikuti kompetisi.

Klub profesional, sebagaimana telah berjuta kali dibahas, adalah klub yang bebas dari sokongan pemerintah. Klub self sustaining harus mampu mendanai diri sendiri selama semusim penuh, bahkan seterusnya. Hal semacam ini jelas diperlukan guna mencegah hal-hal memalukan seperti penunggakan biaya gaji terulang kembali (dan menelantarkan pemain asing hingga meninggal).

Bukan berarti simulasi ini mutlak dapat dijadikan patokan, namun jika klub setidaknya bergerak sejalan dengan rencana anggaran, maka kemungkinan-kemungkinan buruk tersebut dapat diminimalisir.

Berikut pembahasan singkat sisi pendapatan, pengeluaran dan simulasi anggaran.

artikel ini diambiil dari www.bolatotal.com